Membumikan
Makna Sosial Puasa
Melqy
de rantau
Tanpa
terasa bulan suci Ramadhan kembali menyapa kita. Sebagai umat Islam tentu kita
menyambutnya dengan gembira. Karena di bulan ini ada banyak keistimiwaan
terutama dalam konteks meningkatkan ibadah mahdah spritualitas kita
kepada allah untuk menjadi manusia yang paripurna di hadapan Allah. Di bulan
Ramadhan ini sangatlah berbeda dengan bulan-bulan lain, salah satu perbedaannya
adalah Al-Qur’an diturunkan pada bulan ini. Sebagaimana firman Allah “bulan
Ramadhan adalah bulan yang diturunkan di dalamnya Al-Qur’an sebagai petunjuk dan
penerang bagi manusia. Barang siapa menyaksikan bulan tersebut hendaklah ia
berpuasa” (QS al-Baqarah: 185). Oleh karena itu, para ulama menyebut bulan
Ramadhan sebagai “bulan Kitab Suci” (syahr al-kitab al-muqaddas).Maka
momentum puasa kali ini harus dimaknai lebih holistik lagi, puasa bukan sekedar
ibadah ritual yang kaku dan menahan lapar tetapi, lebih dari itu puasa
sejatinya adalah menahan nafsu dalam bentuk apapun seperti nafsu
melakukan korupsi dan suap. Artinya, puasa
itu tidak hanya dijadikan ladang untuk menumpuk pahala semaksimal mungkin,
sebagai legitimasi untuk mendapatkan tiket lulus masuk surga, tetapi makna
sosial puasa mestinya implementsikan secara praktis sesuai dengan visi misi
utama Nabi Muhammad diutus yaitu, untuk li
utamima makarimal akhlaq dalam konteks ini puasa juga harus berimplikasi
pada perbaikan akhlak, korupsi, serta perbuatan-perbuatan yang berujung pada
tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Zuhairi Misrawi dalam bukunya (2010), mengatakan bahwa memaknai
puasa sejatinya tidak hanya dalam
konteks pembebasan individual yang dikenal sebagai rutinitas dan ritualitas
belaka sebagaimana berlaku umum, tetapi harus ditarik lebih luas guna
membebaskan berbagai masalah sosial-kemasyarakatan. Dalam hal ini membebaskan
pelbagai persoalan yang menimpa bangsa ini, termasuk tindakan korupsi yang
semakin akut, massif dan menggurita.
Makna
Sosial Puasa
Puasa mempunyai makna yang amat relevan dalam konteks dimensi
kehidupan sosial masyarakat, makna sosial tersebut dapat di manivestasikan setidaknya
kedalam dua hal. Pertama, memerhatikan orang miskin atau membantu orang yang
sedang membutuhkan pertolongan. Kedua, memecahkan persoalan yang terkait dengan
kepentingan bangsa. Seperti memberantas korupsi, kemiskinan dan kehidupan
toleransi serta perdamaian.
Menurut Zuahiri Misrawi dalam bukunya Pandangan Muslim Moderat
(2010) mengatakan puasa menghadirkan makna yang amat penting dalam ranah
sosial. Berbagai makna itu antara lain: Pertama, puasa sejatinya dapat
menggugah kesadaran tentang adanya yang lain, yang membutuhkan uluran tangan
dan pemikiran jernih. Puasa harus bermakna bagi upaya mengetuk nurani kita
masing-masing agar memberikan perhatian terhadap mereka yang membutuhkan
bantuan, pertolongan, dan perlindungan. Tradisi Maidat al-Rahman
sebagaimana dipraktikkan di dunia Arab dan dunia Islam umumnya dapat menjadi
salah satu tradisi yang sebenarnya tidak hanya dilakukan di bulan Ramadhan,
tetapi juga di bulan-bulan lain. Karena penderitaan tidak hanya terjadi pada
bulan puasa, tetapi terjadi di sepanjang masa. Di sinilah ajaran kedermawanan
yang tersirat di balik puasa harus selalu dikumandangkan. Kedua, puasa juga
harus mampu membangun kesadaran tentang kasih sayang dalam keragaman. Dalam
Al-Qur’an disebutkan, puasa merupakan ibadah yang diwajibkan tidak hanya bagi
umat Muslim, tetapi juga kepada umat-umat agama sebelum Islam. Lalu, Tuhan
menyebutkan tujuan puasa adalah ketakwaan (QS al-Baqarah [2]: 183). Imam
al-Razi dalam Tafsir Mafatih al-Ghayb berpendapat, yang dimaksud
ketakwaan dalam ayat itu adalah upaya menghilangkan syahwat dan nafsu
kebinatangan sehingga tidak mengakibatkan munculnya prahara, kejahatan, dan
perselisihan. Dalam hal ini, terutama nafsu yang dimunculkan dari perut dan
anggota tubuh di bawah perut (al-bathnu waal-farju).
Untuk itu marilah
kita jadikan momentum bulan puasa kali ini guna bisa mencapai titik kulminasi
kehidupan yaitu, manjadi manusia yang paripurna di mata Allah dengan
melaksanakan semua perintah Allah serta menjauh semua larangannya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar